Sebagai orang tua, kita sering kali mencari alternatif pasta gigi aman jika tertelan yang lebih sehat untuk batita yang belum pandai berkumur atau melepeh. Tidak dapat dipungkiri, anak-anak suka manis. Kegiatan menyikat gigi pun akan jauh lebih gampang jika menggunakan pasta gigi dengan rasa yummy daripada yang tanpa rasa. Salah satu opsi yang banyak dipilih orang tua adalah pasta gigi natural.
Di Indonesia, konsumen pasta gigi anak memiliki banyak alternatif dari yang produksi lokal atau merek import. Harganya pun sangat berbeda walau sepintas terlihat memiliki klaim yang sama: "berbahan natural". Namun sejauh mana tulisan tersebut dapat dipercaya tanpa adanya sertifikasi dari badan independent? Degnan maraknya pabrik-pabrik kosmetik di Indonesia yang menawarkan jasa maklon dengan biaya sangat murah, tulisan "berbahan natural" tanpa sertifikasi independent menjadi hal yang wajib bagi sebagian besar merek-merek kosmetik yang baru muncul di pasaran.
"Berbahan natural" dapat berarti 100% natural, atau 1% natural 'kan?
Di Indonesia, tulisan-tulisan dengan klaim sehat seperti ini menjadi rancu dan tidak dapat dipercaya karena lemahnya perlindungan konsumen di Indonesia.
Disini kami akan membantu anda untuk memahami letak perbedaan dari sisi harga dan bahan, baik pada makanan maupun pada pasta gigi anak yang dibilang aman jika tertelan, yaitu: tipe bahan pemanis yang digunakan.
Di sebagian besar pasta gigi anak, bahan pemanis yang digunakan adalah pemanis buatan, seperti Sakarin, Sorbitol, Isomalt, Aspartam, atau Sukralosa, yang diklaim rendah kalori dan aman untuk konsumsi.
Tetapi, tahukah kamu bahwa penggunaan pemanis buatan, terutama pada balita, dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan tubuh dan kesehatan gigi mereka?
Pasta Gigi Anak Mana Yang Mengandung Sakarin dan Pemanis Buatan?
Banyak pasta gigi anak yang dijual hanya dengan mencantumkan bahan-bahan pada dus luar. Sehingga orang tua yang membuang dus luarnya akan menjadi kesulitan untuk mengecek bahan di kemudian hari.
Di artikel ini, kamu akan mendapatkan salinan asli dari label bagian belakang pasta gigi anak yang sering dipasarkan dengan label "natural".
Apa Itu Sakarin dan Pemanis Buatan?
Pemanis buatan adalah zat pengganti gula yang dirancang untuk memberikan rasa manis tanpa menambah kalori. Sakarin adalah salah satu jenis pemanis buatan yang telah digunakan sejak lama. Meskipun terlihat seperti solusi ideal, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jangka panjang dapat berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada anak-anak.
Di tahun 2024, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung menerbitkan jurnal penelitian peran pemanis buatan yang menjadi ancaman gizi dan tumbuh kembang balita.
Bahaya Pemanis Buatan bagi Kesehatan Balita
Berikut rangkuman bahayanya yang kami lansir dari kumpulan evidence-based jurnal Pubmed tentang bahaya pemanis buatan bagi kesehatan keluargamu.
-
Gangguan Metabolisme
Meskipun pemanis buatan tidak mengandung kalori, konsumsi jangka panjang dapat memengaruhi metabolisme anak. Pemanis ini dapat mengganggu cara tubuh mengatur gula darah, yang meningkatkan risiko obesitas dan diabetes di kemudian hari. -
Masalah pada Sistem Pencernaan
Pemanis buatan, termasuk sakarin, dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus. Keseimbangan bakteri baik di usus sangat penting untuk pencernaan yang sehat, dan ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan masalah seperti diare, perut kembung, hingga gangguan penyerapan nutrisi. -
Efek pada Otak dan Perilaku
Beberapa penelitian mengaitkan konsumsi pemanis buatan dengan gangguan perilaku, kesulitan berkonsentrasi, dan hiperaktif pada anak-anak. Ini disebabkan oleh cara pemanis buatan memengaruhi neurotransmiter di otak yang bertanggung jawab atas suasana hati dan fokus.
Efek Samping Pemanis Buatan bagi Kesehatan Gigi Balita
-
Mengganggu Keseimbangan Oral Mikrobioma
Mulut memiliki mikrobioma alami yang membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Konsumsi pemanis buatan bisa mengganggu keseimbangan ini, sehingga meningkatkan risiko masalah gigi dan gusi. -
Meningkatkan Ketergantungan pada Rasa Manis
Rasa manis dari pemanis buatan, terutama Sakarin yang mendapatkan label "biang gula" di Indonesia, jauh lebih kuat dibandingkan gula alami, yang membuat anak-anak terbiasa dengan tingkat manis yang tinggi. Akibatnya, mereka cenderung menolak makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang rasanya kurang manis.
Alternatif Sehat untuk Menggantikan Pemanis Buatan
Tidak hanya pada makanan, dalam memelihara kesehatan gigi balita sejak mulai MPASI sekalipun, sebagai orang tua bijak, ada baiknya kamu memastikan bahwa produk-produk makanan dan kesehatan gigi yang dikonsumsi mengandung alternatif alami yang lebih aman bagi balita. Beberapa pilihan yang bisa kamu coba:
-
Buah Segar atau Puree Buah
Buah segar seperti pisang, apel, dan pir bisa digunakan sebagai pemanis alami. Anda juga bisa membuat puree buah untuk ditambahkan ke makanan atau minuman. -
Madu (untuk anak di atas 1 tahun)
Madu adalah pemanis alami yang memiliki manfaat kesehatan, seperti sifat antibakteri. Namun, pastikan hanya diberikan pada anak di atas 1 tahun untuk mencegah risiko botulisme. -
Gula Kelapa
Gula kelapa memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan gula biasa dan mengandung beberapa mineral penting. -
Xylitol
Walau seringkali disalahkutipkan sebagai kawan dari Sorbitol (pemanis buatan), Xylitol adalah pemanis alami dan bisa dilihat dari harganya yang jauh lebih mahal jauh. Cek langsung artikel dari media terpecaya Healthline ini yang membahas lengkap tentang apa itu Xylitol dan baca penelitian lengkapnya di Nature. -
Erythritol
Erythritol adalah pemanis alami rendah kalori yang berasal dari fermentasi glukosa. Seperti Xylitol, namun jauh lebih mahal harganya, Erythritol juga memiliki sifat antimikroba dan dapat membantu melindungi gigi dari pembentukan plak dan karies. Baca jurnal penelitian tentang Erythritol disini.
Kesimpulan
Meskipun pemanis buatan tampak seperti alternatif yang menarik untuk mengurangi konsumsi gula, risiko kesehatan dan kesehatan gigi pada balita membuat penggunaannya perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Menggunakan pemanis alami dan mengajarkan anak untuk menyukai rasa alami dari makanan sehat adalah langkah yang jauh lebih baik untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan mereka.